watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PANTI PIJAT
<

Tidak ada yang harus kukerjakan hari itu dan
kuputuskan pergi belanja soft drink dan snacks
ke super market yang sebenarnya tidak terlalu
jauh dari rumahku.
Mobilku terpaksa kuparkir melintang dibelakang
mobil lain, karena penuhnya tempat parker.
Inilah yang sering tidak diperhitungkan oleh para
developer, bangunan dibuat sebesar-besarnya
tapi fasilitas parker tidak dipikirkan. Sebenarnya
mereka mengharapkan customer banyak datang
enggak sih?
Selesai belanja aku mengantri agak lama untuk
membayar belanjaanku. Kemudian aku kembali
ke tempat parkir mengambil mobilku. Tanpa
harus terburu-bur perlahan kujalankan mobil
keluar berbelok ke kiri meninggalkan temapat
parkir super market yang penuh sesak itu.
Tidak berapa jauh dari super market tadi aku
melihat papan nama Panti Pijat SR! Aku sedang
santai jadi apa salahnya mampir menyegarkan
tubuh sedikit, pikirku sambil membelokkan
mobilku ke halaman parkir yang cukup lega
karena hanya satu dua mobil yang terparkir di
sana ditambah beberapa sepeda motor.
Seorang wanita paruh baya menyambutku
dengan tersenyum manis, “Mau pijat mas,
silahkan masuk” Aku masuk dan disodori album
dengan beberapa foto beberapa pemijat yang
ada. Perhatianku tertarik dengan sepotong wajah
manis. Walaupun biasanya foto dan aslinya
biasanya berbeda, tapi aku menetapkan pilihanku
dan mengembalikan album tersebut kepada ibu
yang bertindak sebagai resepsionis tersebut. “Ini
saja bu!” kataku. “Oh, itu Ayu. Nanti saya
panggilkan, silahkan ke kamar nomor 5 mas!”
Aku masuk ke kamar nomor 5 yang terletak
paling ujung, ternya ada 10 kamar di dalam.
Tak berapa lama masuk seorang wanita muda,
kali ini aku kecele, karena wajahnya jauh lebih
cantik dari fotonya. Kulitnya putih, rambutnya
panjang sampai ke pinggang, bibirnya tipis,
tonjolan buah dadanya sangat mantap disertai
bokong yang bulat dengan pinggang ramping.
Dia mengenakan seragam celana panjang warna
hitam dengan baju tangan pendek warna biru
tua. Dengan halus dia menanyakan aku mau
minum apa. “Soft drink saja Mbak” jawabku.
Dia meninggalkanku sebentar dan kembali
dengan sebotol Fanta Hijau dingin ditangan
kanannya, sementara tangan kirinya membawa
handuk dan body lotion.
“Ini minumnya mas,” katanya menyodorkan
soft drink tersebut padaku. Kuterima minuman
dingin itu, meneguknya sedikit, lalu bertanya,
“Namanya siapa Mbak?” walaupun aku sudah
diberitahu oleh ibu yang didepan nama Mbak ini.
“Ayu, mas. Sering pijat ke sini ya?” tanyanya
kemudian. “Baru kali ini mbak” jawabku jujur.
“Ooo.. kalau ke tempat lain sering ya?”
candanya. “Ah, enggak juga. Cari waktu
luangnya agak susah. Hari ini kebenaran agak
senggang jadi bisa mampir kesini”
Setelah membuka semua pakaianku, aku hanya
mengenakan handuk yang ada untuk menutupi
tubuhku. Dengan tubuhku tengkurap, Ayu mulai
menggarapku. Dimulai dari telapak kaki naik ke
betis lalu ke paha. Tampaknya ini metode dasar
para peminjam. Cuma saat memijat bagian paha
atasku, tangan Ayu yang berlumur body lotion
memijat paha bagian dalam, menyentuh kedua
bijiku. Kemudian tangannya memijat bagian
belahan pantatku, anusku juga di tekannya
berkali-kali. Wah, adik kecilku kontan bergerak.
Dari situ tangannya mulai memijat pinggangku
sampai ke pundak, kedua lengan bagian atas
dipijatnya dengan kuat. Tengkuk dan kepalaku
juga di pijatnya. Sewaktu memijat bagian
pundak, tanganku yang nakal beraksi di bongkah
pantatnya. Ayu Cuma tersenyum sambil
berkata, “Mau gentian mijetin saya ya mas?”
Kermudian aku disuruh berbalik terlentang,
dadaku diramas-ramasnya terutama bagian
putingnya sehingga aku kegelian tapi enak! Turun
ke perut tangannya yang trampil menekan
lembut sampai aku bersendawa beberapa kali.
“Masuk angin nih mas” kata Ayu. Masuk angin
tapi kayaknya malah ada yang mau keluar dari
tubuhku.
Selagi Ayu memijat tubuhku, aku mulai
bergerilya meraba vaginanya yang masih
tertutup celana panjang. Kuraba buah dadanya
dari luar baju seragamnya.
Hampir satu jam aku digarap oleh Ayu, seluruh
tubuhku sudah dijelajahi jari-jarinya yang lentik
tapi bertenaga. “Mana lagi mas yang perlu di
pijat?” tanyanya padaku. “Nih kepalaku kok
masih pusing Yu” jawabku. “Lho kan kepalanya
sudah dipijat juga!” katanya heran. “Itu kepala
yang di atas, kepala yang di bawah kan belum”
kataku sambil tersennyum. “Hmm.. gitu ya?”
katanya sambil balas tersenyum.
Di bukanya handuk yang menutup tubuh,
jreng.. penisku yang sudah full cenggur
terekspose. Dia menggosok kepala penisku
dengan jari-jarinya yang masih berbalur body
lotion. Turun ke batangku, Ayu mulai mengocok
lembut sehingga batang yang sudah cenggur itu
makin keras berdiri. “Kocok ya mas?” Tanya
Ayu. “Masukin aja Yu, kurang enak kalau
dikocok. Lagipula kalau sekedar dikocok, saya
bisa sendiri” dia terkikik mendengar candaku.
Ayu melepaskan pakaian seragamnya, tinggal
BH dan CD yang terlalu kecil untuk menutupi
buah dadanya yang besar dan gundukan
vaginanya yang tebal seperti duren Bangkok itu.
“Wah, aku udah bugil begini, kok kamu masih
pakai CD dan BH begitu?” protesku. “Sabar dong
mas!” katanya sambil melepaskan pengait BH-
nya yang ada didepan, lalu melepas juga CD-
nya. Terbentanglah pemandang indah lembah
nan indah dan gunung yang membusung tinggi.
Ayu menjilati putingku, sementara aku meremas
kedua buah dadanya bergantian. Tangan kirinya
menggenggam batang penisku dan memijat-
mijatnya. Aku semakin bernafsu, kutarik
pinggangnya merpat ke tubuhku, lalu penisku
yang tegak keras kuarahkan ke vaginanya. Dia
duduk mengangkangiku, memasukkan batang
panisku yang sudah licin bekas dikocoknya
dengan body lotion tadi. Begitupun dia
mendesah ketika penisku masuk semakin dalam
ke vaginanya, “Uh ah ya mas enaknya”
Aku menaik-turunkan pinggulku, dan dia
menggoyang pinggulnya turun-naik juga.
Waktu pinggulnya bergerak kebawah, aku
menekankan pinggulnya sehingga penisku
menancap dalam ke vaginanya. Saat pinggulnya
naik, aku menurunkan pinggulku sehingga
penisku menjauh dari vaginanya. Dengan begitu
penisku dapat masuk dalam saat aku
menusukkannya ke dalam vaginanya. Ini
membuat Ayu kesetanan, dia bergerak naik-
turun makin cepat. Semakin cepat samapai
akhirnya dia berteriak kecil, “Agh.. mass aku
nyampe!” sambil tangannya meraih pundakku
dan tubuhnya melengkung ke atas menjauhi
tubuhku, tapi vaginanya erat menjepit penisku.
Kugoyang pinggulku ke kiri dan ke kanan,
penisku yang masih tertancap dalam di
vaginanya seperti mengobok-obok bagian dalam
tubuhnya. Lalu kubalik tubuhnya
membelakangiku. Kugenjot vaginanya kuat-kuat
dari belakang, Ayu mendesah keenakan. Kedua
buah dadanya yang tergantung bergoyang ke
depan dan ke belakang. Kadang Ayu menoleh ke
belakang, kadang ke samping, kadang
menunduk menahan kuatnya doronganku
memasuk-keluarkan penisku ke vaginanya. Aku
agak kuatir suara teriakan-teriakan kecil dan
desahnya terdengar ke luar kamar. Tapi suara
musik dari CD player melaui speaker yang besar
cukup kuat meredam suara yang keluar dari
mulut Ayu.
Seperempat jam kemudian dia kembali
mendongakkan kepalanya, “Ahh.. egkh.. aku
keluar lagi mas!” kepalanya kemudian menoleh
ke belakang, aku mengecup bibirnya yang
ranum. Kedua buah dadanya kuremas-remas,
sambil terus menancap-nancapkan penisku.
Beberapa menit kemudian terasa lahar panasku
mendesak keluar dan.. jrot.. jroot.. jrooot..
jroot.. jrot, air manisku menyemprot ke dalam
vaginanya dengan deras.
Kental sekali air maniku yang keluar, hampir
seperti jelly, bercampur dengan cairan vagina
Ayu. Kami rebah ke atas kasur, berpegangan
tangan dengan erat.
Hari santaiku yang ternyata aku harus menguras
tenaga dikerjai Ayu (atau ngerjain Ayu?).
Dikerjai atau ngerjain, aku sih okay-okay saja.
Asal dengan Ayu, atau yang mirip Ayu. Siapa
takut?
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/877
U-ON

inc Powered by Xtgem.com